dibajak tanpa izin dari : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_OJMKFPxQNYDoAVuIKNtshgspyHOq6fat-9MevLqigvruh8sAOPJ-KnE71D4EvpogwKUtUavieBK1C7r8sozsSYsG0QkK-nGAEYqYhy2ZRbzqmyfcBGTSKGYS2dprEW2h2C3zzPyLOVk/s1600/merah-putih.jpg



 Dan merdekalah kami,
Diantara hiruk pikuk century yang menjadi senyap, ditengah nazarudin yang menjadi penting dan lapindo yang terbengkalai.

merdekalah kami,
Diantara kepercayaan yang mendadak bangkrut, ditengah  kesejahteraan yang makin jauh dan hutang terus meningkat

merdekalah kami,
Diantara video porno karya anak negri, ditengah narkoba yang merajalela dan kasus teroris yang musiman.

merdekalah kami,
Dan
Dengan kukuh kami sadari 
Tlah merdeka kami

“Merdeka adalah bebas (dari perhambaan, penjajahan, dsb); berdiri sendiri; tidak terikat; tidak bergantung kpd orang atau pihak tertentu; leluasa.” (KBBI)
Baca semua ...

 gambar dibajak tanpa izin dari : http://wakakak.net/kartun-lucu/

 
Meski dalam   Kamus Besar Bahasa Indonesia kata lucu diartikan sebagai “Menggelikan hati; menimbulkan tertawa; jenaka “  tetapi  bagi anak anak muda di desa koto taluk kuantan , (sebuah desa di kabupaten kuantan singingi propinsi riau) kata Lucu  telah berubah menjadi  kata yang bersayap, yang memiliki makna ganda. Kata lucu  menjadi kata yang memiliki makna lain yang negatif, rendah atau hal buruk yang pantas di tertawakan.  Saya tidak bias menjelaskan atau  membuat sebuah defenisi baku  tentang arti kata lucu bagi mereka.  Kadang kata lucu mereka gunakan untuk menyebut kebodohan seseorang, kadang untuk menyebut kecurangan keanehan, kadang juga untuk menyebut ketidak mampuan.  Jadi saat mereka mengucapkan “ Lucu kau ma !” ( kamu lucu ) atau “ iikk lucu nye kauuu” ( duuuh lucunya kamuuu) itu bukan berarti orang  yang disebut itu lucu, tapi tergantung dari peristiwa atau kejadian yang terjadi saat kata itu di ucapkan.

Dan kini di Bulan Ramadhan tayangan-tayangan lucu (defenisi KBBI) dengan gampang kita temui  di layar kaca tiap rumah, terutama saat- saat menjelang waktu sahur. Di bulan yang sewajarnya kita sebut sebagai bulan ilmu karena dibulan Ramadhan lah pertama kali perintah ‘membaca’  ( iqra’)  diserukan . Bahkan di bulan Ramadhan dizaman Rasullullah SAW  kegiatan keilmuan menjadi lebih marak dari bulan lainnya. Para sahabat yang biasa tinggal di teras masjid Nabawiy , pada bulan Ramadlan lebih banyak mengkaji kandungan ayat-ayat al-Qur’an. Mendiskusikan makna-maknanya sekaligus menghafal ayat dan tafsirannya. Apa hubungannya kelucuan dengan membaca atau kegiatan keilmuan ? saya tidak tahu :) Tapi apa hubungan tayangan tayangan lucu itu dengan jam sahur ? jelas saya tau,, pasti jumlah orang yg terjaga atau dalam bahasa sopannya “rating”. Ha ha ha :)

Jika biasanya  Ramadhan dengan segala tuntunan aktifitasnya menjadi madrasah untuk melatih diri menjadi lebih berkualitas sehingga pada akhirnya akan mengantarkan  manusia (muslim) menjadi pribadi pribadi berkualitas dan bertakwa tentu akan lain halnya jika kelucuan kelucuan yang disajikan kita biarkan begitu gencar datang ,  masuk dan menyusup ke rumah kita di bulan Ramadhan. Jangan-jangan kita akan gagal menarik manfaat dari Ramadhan. Sehingga akhirnya setelah Ramadhan berlalu kita justru hanya akan menjadi  manusia – manusia negatif yang aneh,  rendah dan  pantas di tertawakan.  Ha ha ha ha :)

Makanya, jangan mau jadi GENERASI “LUCU”.,,segera MATIKAN TELEVISI SAAT SAHUR !!!!!
Atau  jika kau terus bertahan dengan Ramadhan mu yang lucu , nanti beberapa orang akan berteriak pada mu “ Lucu Kau Ma ! ”
Baca semua ...
Dengan nama Allah yg maha pengasih yg maha penyayang ini halaman pertama pada blog ini, semoga setelah ini akan muncul banyak halaman halaman berikutnya. amin ?
Baca semua ...